Kamis, 25 Oktober 2012

SKALA PSIKOLOGI



Memasuki pertemuan ke-6 kali ini, kita akan sama-sama membahas materi skala Psikologi yang pada umumnya sering dikatakan sulit. Tak kenal maka tak sayang untuk itu mari kita sama-sama mengenal dulu apa itu skala Psikologi agar kita lebih mudah memahami  dan jauh dari kata sulit.

KARAKTERISTIK SKALA PSIKOLOGI
Skala Psikologi sering kali digunakan untuk mengukur aspek non kognitif, sedangkan aspek kognitif diukur dengan istilah tes. Secara fisik skala Psikologi dapat dikatakan sama dengan angket, daftar isian atau inventori, namun pada dasarnya ada perbedaan dan memiliki ciri-ciri khusus sebagai berikut :

  • Stimulus berupa pertanyaan / pernyataan yang tidak bersifat langsung mengungkap indicator prilaku dari atribut yang bersangkutan. Sehingga pertanyaannya bersifat tersamar atau stimulus yang tidak terstruktur. Dengan demikian jawaban subjek tergantung pada interpretasi subjek terhadap pernyataan/ pertanyaan tersebut dan jawabannya lebih bersifat proyektif, yaitu proyeksi dari perasaan atau kepribadiannya.
  • Skala Psikologi terdiri dari banyak item. Item-item tersebut dimaksudkan untuk mengukur indicator-indikator perilaku yang merupakan terjemahan dari atribut Psikologi yang menjadi sasaran ukur. Jawaban subjek terhadap suatu item baru merupakan sebgian dari sekian banyak indikasi mengenai atribut yang diukur, sedang kesimpulan akhir baru dapat diperoleh setelah semua item telah di respons.
  • Respons subjek tidak diklasifikasi sebagai jawaban benar atau salah. Semua jawaban dapat diterima sepanjang diberikan secara jujur dan sungguh-sungguh.


FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI VALIDITAS SKALA
Definisi validitas merupakan derajat ketepatan, ketelitian, kecermatan fungsi ukur. Atribut psikologis sebagai sasaran ukur tidak mempunyai eksistensi riil, karena itu untuk mencapai kecocokan atau kesesuaian antara alat ukurnya dengan sasaran ukurnya bukanlah hal yang mudah. Karena itu dalam pengukuran psikologis tak pernah mencapai validitas yang sempurna.

Validitas akan semakin rendah dalam penyusunannya apabila tidak sesuai dengan prosedur seperti :
  1. Identifikasi kawasan ukur yang kurang jelas. Hal ini menyebabkan kita hanya akan memiliki gambaran sasaran ukur  yang kabur tentang atribut yang menjadi sasaran ukur.
  2. Operasionalisasi konsep yang tidak tepat. Jika rumusan indicator-indikator prilaku ini tidak operasional, atau masih menimbulkan penafsiran ganda mengenai bentuk prilaku yang di inginkan atau sama sekali tidak mencerminkan konsep yang akan di ukur, maka akan melahirkan butir-butir atau item yang tidak valid.
  3. Penulisan item yang tidak mengikuti kaidah. Apabila kaidah penulisan item tidak diikuti secara tertib maka akan menghasilkan item skala yang tidak baik, item skala yang tidak baik akan menyebabkan kehilangan fungsi ukurnya.
  4. Administrasi skala yang tidak hati-hati. Walaupun skala telah dirancang dengan baik, dan item-itemnya juga sudah ditulis dengan cara yang benar, tetapi jika diadministrasikan atau disajikan kepada responden secara sembarangan makan akan mengahasilkan data yang tidak valid. Hal yang harus di perhatikan antara lain :Kondisi penampilan skala (validitas tampang), Kondisi subjek dan Pelaksanaan testing.
  5. Pemberian skor tidak cermat. Kecermatan skoring akan sangat menentukan kecermatan hasil ukur oleh karnanya perhatikan benar dengan cermat dan penuh kehati-hatian sehingga hasil ukurnya terhindar dari bias.
  6. Interpretasi yang keliru. Interpreatasi hasil ukur merupakan bagian dari proses diagnosis Psikologi yang sangat penting oleh karnanya jangan sampai keliru, karna jika keliru maka hal ini akan menyebabkan hasil ukur yang sia-sia.

LANGKAH-LANGKAH PENYUSUNAN SKALA PSIKOLOGI
Berikut ini adalah skema yang dapat mempermudah kita dalam memahami langkah-langkah dalam menyusun skala psikologi.



2 komentar: