Rabu, 19 September 2012

Perkenalan dengan Materi Konstruksi Alat Ukur Psikologi


Konstruksi alat ukur Psikologi merupakan hal yang baru bagi saya, sebagai seorang mahasiswi jurusan Psikologi baru di semester 8 ini saya diperkenalkan dengan materi kuliah ini. Hal yang menjadi pertanyaan dalam benak saya saat itu, kira-kira apa yang menarik dari materi kuliah ini ? dan kenapa Dosen saya kekeh mengatakan hal ini amat penting untuk dikuasai? 

Pada hari minggu 16 September 2012 itulah awal perkenalan saya dengan Dosen baru kami yaitu Mr Seta A. Wicaksana dan juga dengan mata kuliah konstruksi alat ukur Psikologi. Sebagai awal perkenalan banyak hal yang diutarakan oleh Mr. Seta A. Wicaksana mengenai pengalamannya, pemahamannya dan pendapatnya mengenai materi ini dengan gayanya yang santai, energik namun tetap serius dan konsisten pada jalur materi  beliau berhasil meyakinkan saya atau mungkin juga teman-teman yang lain untuk lebih mendalami materi ini karna rasa penasaran kami akan materi ini yang katanya cukup sulit untuk dipahami...benarkah? Berikut saya akan  mengungkapkan sekelumit hal dari hasil pertemuan pertama kuliah kami di kelas.

Kita menyadari bahwa di era modern saat ini perkembangan dari segala sektor semakin menunjukan eksistensinya seperti teknologi yang semakin canggih misalnya, namun tidak sedikit yang berujung pada permasalahan kualitas SDM. Oleh karnanya banyak sekali lembaga yang menawarkan jasa dalam bidang  tes Psikologi dengan tujuan dapat menggali potensi dan membantu bidang industry dalam menempatkan orang-orang yang tepat untuk menjalankan bisnisnya, bidang pendidikan dalam membantu mengarahkan secara personal bagi mereka yang ingin mengetahui potensi yang dimiliki serta mengembangkan kearah yang tepat dan lain-lain sebagainya.  Yang jadi pertanyaan adalah apakah alat ukur Psikologi atau alat tes Psikologi juga ikut berkembang menyeimbangi perkembangan zaman saat ini ?
 
Mungkin sebagian dari kita telah mengenal beberapa alat tes Psikologi yang sering digunakan dalam beberapa kesempatan baik itu di dalam dunia kerja maupun pendidikan. Berikut  beberapa contohnya : 

Macam-macam alat tes inteligensi :
  • APM
  • TKD
  • IST
  • WISC
  • CFIT
  • dan lain-lain

Dari beberapa macam alat tes inteligensi ini, kita semestinya dapat melihat adanya peluang. Peluang itu dapat kita ketahui dengan menelaah misalnya kita mengetahui bahwa beberapa alat tes ini merupakan alat tes yang sudah usang dan ada kemungkinan untuk beberapa hal tidak lagi sesuai dengan keadaan saat ini, maka seharusnya kita dapat secara aktiv melihat peluang dengan melakukan revisi atau menciptakan alat tes yang baru yang lebih up to date dengan keadaan saat ini.

Macam-macam alat tes inventory :
  • SSCT
  • RMIB
  • DISC
  • PAPI
  • EPPSdan lain-lain

Iventory merupakan self assessment, dalam hal ini kita mengetahui adanya  kemungkinan bagi testee untuk mencoba mencocokan atau memanipulasi kepribadiannya dengan apa yang dibutuhkan oleh perusahaan atau lembaga pendidikan dimana pada saat itu ia di tes. PAPI merupakan alat tes inventory yang baik menurut Mr. Seta A. Wicaksana beliau menjelaskan karena  :
  • Tidak adanya skala numeric dalam mengukur sikap di dalam tes PAPI
  • Adanya pilihan sikap yang saling bertolak belakang yang mendekati dengan kepribadian testee yang dapat dipilih oleh testee sendiri.

Didalam proses test ada kemungkinan gagal, hal itu bisa saja disebabkan oleh beberapa faktor yakni :
  • Kekurangsiapan testee pada saat test berlangsung  (faktor fisik ataupun psikologis)
  • Ketidakmampuan tester dalam building raport dan penyelenggaraan test.
  • Ketidakcocokan alat test dengan kebutuhan atau mungkin keadaan/situasi dimana proses test berlangsung.

Dengan mengetahui hal ini lalu apa yang sebenarnya harus kita perhatikan dan kita lakukan sebagai seorang mahasiswa psikologi yang sedang mempersiapkan diri terhadap profesi sebagai psikolog ?
 
Dalam hal ini dijelaskan bahwa seorang Psikolog harus menguasai diri dengan :
  • Practice base
  • Evidence base
  • Potency base

Dari hal-hal yang diutarakan diatas semakin membuat saya ingin tahu apa sich pengertian dari practice base, evidence base dan potency base? bagaimana caranya agar hal itu semua dapat dikuasai ? lalu bagaimana prosesnya ?  semoga hal ini dapat kita temukan jawabannya pada pertemuan kuliah selanjutnya
 
Adapun beberapa hal yang harus diperhatikan dalam membuat alat tes Psikologi , Mr Seta menjelaskan antara lain adalah :
  • Membuat Konstruk
  • Merancang konsep-konsep  dan dimensi-dimensi
  • Melakukan uji coba

Sebagai penutup perkuliahan kemarin saya mengutip sebuah kalimat sakti yang diutarakan oleh dosen saya Mr Seta A. Wicaksana, dan saya rasa hal ini cukup menginspirasi dan memotivasi bagi kami semua yaitu :
 
“ Manusia adalah makhluk yang kreatif, jangan pernah menunggu untuk sesuatu hal ! karna kitalah yang akan menentukan nasib kita sendiri itu akan seperti apa? untuk itu kita harus menjadi  manusia yang aktiv” 

2 komentar:

  1. terimakasih sudah berbagi pengetahuan dan pengalaman dengan gaya tulisan yang "mengalir" untuk dibaca...ditunggu ya tulia berikutnya...salam SOBAT !

    BalasHapus
  2. Your welcome..thanks juga atas komentarnya yach...buat temen2 yang lain yang mau kasih komentar atau tambahan informasi juga boleh loch...ditunggu yach ^0^"

    BalasHapus