Berbicara mengenai alat ukur
Psikologi, salah satunya yang paling sering kita dengar adalah Tes Inteligensi.Pada
pertemuan ke dua kali ini Ibu Sanita Magda Idhola,S.Psi.,M.Psi sebagai dosen pengganti mencoba menjelaskan
peran dan juga sejarah dari Tes inteligensi itu sendiri. Berikut ini adalah review dari hasil materi
yang dipelajari selama perkuliahan di kelas, kemudian saya tambahkan sedikit
penjelasan beliau dengan beberapa informasi lain untuk melengkapi bahasan
dari materi. Sebelumnya mari kita lihat
apa sich pengertian dari inteligensi itu sendiri ?
DEFINISI
Inteligensi adalah kemampuan untuk bertindak secara terarah,
berpikir secara rasional, dan menghadapi lingkungannya secara efektif (Menurut
David Wechsler), atau secara garis besar
dapat disimpulkan bahwa inteligensi adalah suatu kemampuan mental yang
melibatkan proses berpikir secara rasional.
Alfred Binet, tokoh
perintis pengukuran intelegensi mendefinisikan intelegensi terdiri dari
tiga komponen, yakni :
- Kemampuan untuk mengolah pikiran atau mengarahkan tindakan.
- Kemampuan untuk mengubah arah tindakan bila tindakan tersebut tengah dilaksanakan.
- Kemampuan untuk mengkritik diri sendiri atau melakukan autokritisme.
Dalam perkembangannya ada juga
yang memberikan definisi lain mengenai inteligensi, seorang psikolog dan ahli pendidikan dari
Universitas Harvard AS yang bernama Prof. Dr.Howard Gardner merumuskan teorinya
Multiple Intelligences ( kecerdasan ganda / majemuk ) yang lebih berdasar pada
pola kebiasaan individu, dalam hal ini beliau mengemukakan adanya 9 kecerdasan yaitu
:
- Intelegensi Linguistik
- Intelegensi matematis-Logis
- Intelegensi Ruang-Spasial
- Intelegensi Kinestetik-badani
- Intelegensi Musik
- Intelegensi Interpersonal
- Intelegensi Intrapersonal
- Intelegensi lingkungan/Naturalis
- Intelegensi eksistensial
Kembali pada topik awal, Tes
Inteligensi merupakan ekspresi dari tingkat kemampuan individu pada saat
tertentu dalam hubungan dengan norma usia tertentu. Jadi Tes inteligensi
merupakan sebuah tools yang digunakan
untuk mengetahuI seberapa tingkat kecerdasan seseorang yang di tes dalam hal
ini adalah Testee.
Dalam hal ini terdapat 2
pandangan mengenai tes inteligensi yaitu :
- Pandangan Kualitatif : Pandangan ini mengatakan adanya perbedaan yang yang mendasar antara satu individu dengan individu yang lain.
- Pandangan Kuantitatif : Pandangan ini mengatakan bahwa adanya perbedaan materi yang diterima atau perbedaan proses belajarlah yang membuat adanya perbedaan inteligensi antar masing-masing individu.
SEJARAH TES INTELIGENSI
- Untuk menentukan kompetensi para calon pejabat Negara di Cina (abad XIV), dengan memberikan ujian tertulis untuk mengukur kemampuan menulis puisi serta pengetahuan konvusion klasik yang dilakukan dalam beberapa tahapan.
- Seorang psikolog berkebangsaan Amerika James Mckeen Cattell (1860-1944), meneruskan perkembangan tes inteligensi di amerika dengan istilah “tes mental”. Keseriusan beliau nampak dari tulisannya yang diterbiTkan menjadi sebuah buku yang diberi judul “ Mental Tes and Measuremens” (1890).
LATAR BELAKANG
- 1812 -1180 : E. Seguin, pionir dalam bidang tes intelegensi yang mengembangkan sebuah papan yang berbentuk sederhana untuk menegakkan diagnosis keterbelakangan mental dan mendapat julukan sebagai bapak dari tes performansi.
- 1906 : Henry H. Goddard : meneruskan usaha yang dilakukan E. Seguin dengan melakukan usaha standanisir.
- 1863 – 1944 : Joseph Jasnow, mengembangkan daftar norma-norma dalam pengukuran psikologis.
- 1896 : G.C. Ferrari, mempublikasikan tes yang bisa dipakai untuk mendiagnosis keterbelakangan mental.
- August Oehr : mengadakan penelitian inhmetasi antara berbagai fungsi psikologis (h. 14).
- E. Kraepelin :menyokong usaha ini dengan 4(empat) macam tes yang dikembangkan, di antaranya yaitu:
- Koordinasi motoric
- Asosiasi kata-kata
- Fungsi persepsi
- Ingatan
- 1895 - Kraepelin juga mengembangkan tes intelegensi yang berkaiatan dengan tes penataran aritmatik dan kalkulasi sederhana.
Berikut ini adalah jenis-jenis
tes inteligensi berdasarkan penataannya,
yaitu :
Tes
Intelegensi individual, beberapa di antaranya:
- Stanford – Binet Intelegence Scale.
- Wechster – Bellevue Intelegence Scale (WBIS)
- Wechster – Intelegence Scale For Children (WISC)
- Wechster – Ault Intelegence Scale (WAIS)
- Wechster Preschool and Prymary Scale of Intelegence (WPPSI)
Tes
Intelegensi kelompok, beberapa di antaranya:
- Pintner Cunningham Prymary Test
- The California Test of Mental Makurity
- The Henmon – Nelson Test Mental Ability
- Otis – Lennon Mental Ability Test
- Progassive Matrices
Tes
Intellegensi dengan tindakan perbuatan
Untuk
tujuan program layanan bimbingan di sekolah yang akan dibahas adalah tes
intelegensi kelompok berupa:
- The California Test of Mental Maturity (CTMM)
- The Henmon – Nelson Test Mental Ability
- Otis – Lennon Mental Ability Test
- Progassive Matrices. (22)
INTELIGENSI DALAM
PERSEPSI KOGNITIF
INTELIGENSI DALAM
PERSEPSI NEUROBIOLOGIS
Hal ini didasari oleh
adanya pengaruh dari fungsi otak
terhadap inteligensi.
Berkaitan dengan
studi tentang memori manusia, Solso (1988) membaginya ke dalam 2 dikotomi yaitu
:Struktur dan proses .
- Struktur pada memori manusia menurut para psikolog koginiti dikatakan bersifat dualistic, yaitu berupa Short-term Memory (STM) dan Long-term Memory (LTM).
- Sedangkan, Proses pengelolaan informasi dalam otak menurut Solso ada 3 faktor, yaitu :
- Memori Jangka Pendek
- Pengetahuan Umum
- Penalaran & Pemecahan masalah
INTELIGENSI DALAM
PERSEPSI PSIKOMETRI
- Two Factors Theory (Charles Spearman): General Ability & Special Ability.
- Multiple Factors Theory (Thurstone 1887), mengemukakan 7 kemampuan mental yaitu : pemahaman verbal, kemampuan mengolah angka, kelancaran kata, pengamatan visual keruangan, ingatan assosiatif, penalaran dan kecepatan mempersepsi.
- Structure of Intellect (Guilford) ,Teori ini mengemukakan adanya perbedaan dalam pola berfikir konvergentif dengan divergentif. Intelegensi dibangun atas 3 hal,yaitu : operasi, isi dan hasil.
- Teori Hierarki (Vernon 1905), Vernon menempatkan satu faktor umum dipuncak hierarkinya. Dibawahnya kemudian terdapat faktor intelegensi yang utama (mayor), yaitu Verbal educational (v: ed) dan practical mechanical (k:m).
Begitulah kurang
lebih inti sari dari materi yang berhasil saya rangkum, semoga dapat menambah
pengetahuan kita atau mungkin sebagai sarana pengingat terhadap beberapa point
penting seputar materi tes inteligensi.
Secara garis besar, saya
katakan “ berapapun tingkat inteligensi Anda bukanlah satu-satunya faktor
penentu seseorang itu berhasil, namun bagaimana cara Anda memberdayakan dan
mengembangkan potensi Anda dengan tingkat inteligensi yang Anda miliki itulah
yang akan menentukan keberhasilan. “